Karena terakhir kali aku menatap wajahnya
Aku melihat di dalam kegelapan.
Memandangi wajahnya yang sedang tertidur lelap
Aku menyampingkan tubuhku dan tersenyum melihatnya masih setia di sebelahku
Tanpa sadar aku merasa pipiku sedikit basah
Apa kamu tau alasannya?
Karena aku bertanya pada diri sendiri,
Sampai kapan aku bisa terus disampingnya?
Ah bukan, lebih tepatnya sampai kapan dia bisa menemani setiap langkahku?
Aku terlalu beruntung memilikinya di hidupku.
Di tengah jatuh bangun dan tawa tangis kehidupan,
Dia tetap tegar menjalani semua.
Meski terkadang dia lupa untuk membahagiakan dirinya sendiri,
Baginya yang terpenting melihat sekitarnya bahagia.
Ketika aku terkadang berpikir lebih baik menyerah,
Sekalipun dia tidak pernah ingin menyerah.
Dia terlalu kuat untuk dijatuhkan
Dia cukup tangguh untuk terus berjalan
Sampai nafasnya terengah-engah, dia hanya beristirahat sejenak untuk menarik nafas.
Selebihnya dia terus berlari tanpa mengeluh.
Sesekali dia mengelap keringat dan menghembuskan nafas lelahnya
Kemudian tak satupun yang bisa menghentikannya.
Tetapi suatu hari nanti mungkin akan tiba masanya untuk beristirahat.
Aku terlalu takut jika hari itu tiba.
Aku belum sempat membiarkannya menikmati kehidupan.
Melepaskan segala beban di pundaknya selama ini.
Membiarkannya terbang bebas keluar dari sangkar yang mengurungnya.
Melepasnya supaya dia bisa tersenyum lebar dan menikmati anugerah Tuhan.
Mencicipi santap siang dan malam sejuta nilai.
Semua apapun yang belum sempat terkabulkan keinginannya.
Sempurna sesederhana apa yang dia mau.
Aku setidaknya ingin membuatnya bahagia.
Aku Ingin dia bahagia dalam hidupnya.
Aku tahu sedari awal dia layak mendapatkannya.
Dia layak untuk bahagia, sangat layak untuk bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar