Rabu, 30 Maret 2022

#31 Belum Terlambat Memilihmu

Maaf karena aku terlambat menyadari rasamu kepadaku.

Aku hanya terbiasa dengan hari-hari yang dihabiskan bersamamu.

Kalau saja aku sadar lebih awal, mungkin aku tidak akan salah memilih.

Ketidakpekaan membuatku salah menaruh hati pada yang lain.


Meski begitu, nyatanya kamu tetap ada di sisiku.

Tak terbayangkan sakit yang kamu tahan di saat aku bersama yang lain.

Semestinya kala itu kamu punya kesempatan untuk mencari kekasih hati.

Tetapi nyatanya kamu dengan sabar menungguku,

Bahkan saat aku terjebak ketidakpastian dan harus melewati luka dari orang yang salah,

Kamu selalu ada di sisiku, menghibur, dan menghapus air mata di pipiku.


Jujur aku sempat ragu tentang perasaanku.

Aku terlalu takut jika rasa ini hanya sebatas nyaman.

Tetapi sekarang tidak lagi, aku tidak ingin menghindar dan menutupinya.


Hari ini hatiku sudah memilihmu, karena nyatanya aku terlalu takut kehilangan dirimu.

Kini aku sadar, waktu telah menumbuhkan rasa cinta di antara kita.

Dan aku bersyukur untuk waktu yang lalu ataupun ke depannya yang akan kita lewati bersama.


Yogyakarta, 30 Maret 2022

-GG-

Senin, 28 Maret 2022

#30 Ps: Tangan Lembut

 Seiring langkah bertambah,

Kian hari beban semakin berat.

Tidak mudah bertahan di tengah luka yang terus berdatangan.


Mungkin raga yang lelah tak seberapa

Namun jiwa mungkin saja sudah meronta-ronta.

Kita sering abai dengan tangis di dalam diri

Seakan tak mau mengakui diri sedang tidak baik-baik saja.


Bertubi-tubi problematika berkecamuk menghantam dan menekan,

Sampai-sampai kita kehabisan ruang untuk bisa bernafas.

Sesak rasanya dipaksa berdiri pada kaki sendiri

Andai saja bisa meraba pundak yang lain hanya untuk menumpang bersandar,

Sepertinya kita tak lagi akan gemetar takut-takut terjatuh ke tanah berlumpur.


Hei, sebentar,

kalau dipikir-pikir ternyata ada saja yang mengulurkan tangan lembutnya untuk kita

Entah siapa dia? sosok seperti apa dia?

Buktinya kita masih kuat berdiri sampai detik ini.


Jelas pastinya karena kita yang berusaha untuk tetap kokoh menjalaninya,

Tetapi setidaknya kalau ditarik ke belakang, ada pastinya tangan yang berperan besar di hidup kita.

Andai lebih dari kata untuk membalasnya,

Sekiranya doa tulus dari hati yang bisa menggantikannya.

Teruntuk tangan lembut, siapapun.

Terima kasih.

Karenamu, kita semua masih bisa berdiri dan terus berjalan menapaki hari.


Yogyakarta, 28 Maret 2022

-GG-

Rabu, 02 Maret 2022

#29 Hidup: Arena Bermain

Apa yang sebenernya sedang kita cari saat ini?

Sedang berada di manakah kita saat ini?

Rupa-rupanya kita sedang berada di sebuah arena bermain


Bukan perlombaan untuk mencari siapa pemenangnya

Kita terjebak dalam pilihan di arena bermain yang bahkan kita tidak tau di mana ujungnya

Kita hanya sedang berusaha bertahan dalam permainan yang rumit

Hanya bisa terus berjalan dan melewati rintangan yang ada di depan mata


Kadang berlari ke arah yang sama namun terkadang terpisah dengan pilihan yang berbeda

Arena ini tidak diperuntukkan berkelompok

Ada saatnya kita dihadapkan pada pilihan untuk diri sendiri


Ruang bermain yang tiada habisnya memaksa kita untuk tidak menyerah

Janjinya karena di ujung nanti kita akan menemukan kebahagiaan dan suka cita


Susah memang jika harus dijelaskan dengan akal manusia

Hanya Sang Pencipta arena yang tahu di mana ujung yang harus dicapai ciptaannya.


Tetapi setidaknya kita tidak menyerah

Entah lelah terbayarkan dengan hiburan yang ada di depan mata ataupun nyanyian merdu yang menghangatkan telinga

Kian hari kesulitan akan terganti dengan senyuman


Setiap kali lelah menerka, rehat adalah kunci memulihkan tenaga

Hingga yakin kekuatan terpulihkan, kian hari rasa penat akan terbayarkan.

Begitulah arena bermain yang sedang kita tapaki, yang sering kita sebut dengan kehidupan.


Yogyakarta, 2 Maret 2022

-GG-

#31 Belum Terlambat Memilihmu

Maaf karena aku terlambat menyadari rasamu kepadaku. Aku hanya terbiasa dengan hari-hari yang dihabiskan bersamamu. Kalau saja aku sadar leb...