Dan untuk sekian kalinya, aku dibuat jatuh cinta pada diriku.
Meskipun terkadang aku lupa rasanya jatuh cinta, tapi saat itu aku tau bahwa diriku selalu berhasil membuatku jatuh cinta lagi dan lagi.
Dengan segala badai, kesusahan, dan kesulitan. Di saat diri ingin menyerah pada semesta dan tentunya Pencipta, di situ hatiku menegarkan.
Menegakkan kepala dan tubuh yang ingin rasanya menyudahi semua.
Pada akhirnya, kata orang keteguhan hati dan besarnya iman akan menuntunmu kembali bangkit dari keterpurukan.
Tentunya, tidak setiap saat aku menyadari itu. Setelah hari berganti hari dan aku melewatinya dengan susah payah, di situ saat aku betul-betul jatuh cinta lagi pada diriku.
Aku setuju dengan kata mereka. Hati dan iman perpaduan yang abstrak tapi rupa-rupanya manusia sepertiku akan mengerti seiring berjalannya waktu.
Aku berharap tetap selalu sama dan tidak akan berubah. Salah satu cinta yang kuharap abadi dan tak lengkang oleh waktu.
Cinta pada diriku sendiri. Diriku dengan segala sifat, sikap, perilaku, tabiat, perjalanan hidup, dan semuanya saja.
Aku yang sejauh ini masih bertahan dan pada titik terendah yang penuh kegoyahan berujung tidak menyerah.
Aku yang selalu membuat aku jatuh cinta lagi pada diriku.
Aku.
Yogyakarta, 10 Januari 2021
-GG-
